TEKS CERITA SEJARAH
1.
Definisi Teks Cerita Sejarah
Secara etimologi atau
asal katanya, sejarah diambil dari dalam bahasa Arab yaitu syajaratum artinya ‘pohon’. Dalam bahasa Arab dikenal pula istilah syajarah annasyab, artinya ‘pohon
silsilah’. Dekatakan sebagai pohon, sebab pohon akan terus tumbuh dan
berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks. Sejarah
dianalogikan sebagai pohon
yang terus berkembang dari akar sampai ke ranting yang terkecil.
Dalam bahasa Inggris, sejarah berpadanan dengan kata history. Artinya ‘masa lampau umat
manusia’. Kata history diturunkan
dalam bahasa Latin dan Yunani, yaitu historia.
Artinya ‘informasi’ atau ‘pencarian’; dapat pula diartikan ‘ilmu’. Hal ini
menunjukkan bahwa pengkajian sejarah sepenuhnya bergantung kepada penyelidikan
terhadap perkara-perkara yang benar-benar terjadi. Istor dalam bahasa Yunani artinya ‘orang pandai’. Istoria artinya ilmu yang khusus untuk
menelaah gejala-gejala dalam urutan kronologis.
Dalam KBBI (2007:1241), sejarah
diartikan sebagai asal-usul (keturunan) silsilah; kejadian dan peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau; pengetahuan atau uraian tentang peristiwa
dan kejadian yang benar-benar terjadi dalam masa lampau; ilmu sejarah. Dalam
sumber lain dinyatakan bahwa sejarah merupakan catatan peristiwa masa lampau.
Namun, kata sejarah
lebih sering dimaknai sebagai
sesuatu yang telah terjadi pada waktu lampau dalam kehidupan umat manusia.
Sejarah tidak dapat dilepas dari kehidupan manusia dan bahkan berkembang sesuai
kehidupan manusia dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih maju atau
modern.
Teks adalah satuan bahasa yang mengandung makna,
pikiran dan gagasan lengkap. cerita menurut KBBI adalah karangan yg
menuturkan perbuatan, pengalaman, atau penderitaan orang, kejadian dan
sebagainya baik yang sungguh-sungguh terjadi maupun yang hanya rekaan belaka.
2. Fungsi Teks Cerita Sejarah
Dalam Kosasih
(2014:222-223) dengan adanya pembelajaran teks cerita sejarah, kamu akan
mendapatkan pengalaman, pembelajaran, dan pemantapan kepribadian bagi individu,
masyarakat, dan bangsa. Adapun manfaat-manfaat mempelajari teks cerita sejarah
adalah sebagai berikut.
a.
Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu yang dimaksud adalah kehidupan dengan
segala perubahan, pertumbuhan, dan perkembangannya yang terus berjalan melewati
waktu. Dengan memiliki kesadaran waktu yang baik, seseorang akan senantiasa
berupaya mengukir sejarah kehidupannya sebaik-baiknya. Dia akan selalu berusaha
untuk membuat catatan kehidupannya dengan hal-hal bermanfaat sepanjang waktu.
b.
Mempelajari Pelajaran yang Baik
Dengan mempelajari
sejarah seseorang atau suatu bangsa akan bercermin dan menilai
peristiwa-peristiwa yang merupakan prestasi dan peristiwa-peristiwa yang merupakan
kegagalan. Peristiwa-peristiwa masa lalu, baik itu yang positif maupun
negative, harus kita jadikan hikmah agar kesalahan-kesalahan yang pernah
terjadi tidak teruang lagi. Misalnya, sikap kedaerahan atau mementingkan diri
sendiri dan kelompok selalu membuahkan kegagalan, sedangkan sikap persatuan dan
kesatuan menjadikan bangsa ini kokoh dan mudah pula mencapai cita-cita untuk
Indonesia merdeka. Oleh karena itu, kita harus menjauhkan diri dari sikap
mementingkan golongan ataupun kelompok;
sebaliknya harus bersatu padu untuk menuju Indonesia yang adil dan makmur.
c. Memperkokoh Rasa
Kebangsaan (Nasionalisme)
Suatu bangsa adalah
suatu kelompok social yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak
perbedaan. Terbentuknya suatu bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar
di masa lampau dan adanya kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar
bersama. Dengan membaca sejarah, rasa kebersamaan ini akan semakin kokoh demi
membangun sebuah bangsa yang besar di masa yang akan datang.
d. Memberikan
Ketegasan Identitas Nasional dan Kepribadian Suatu Bangsa
Kepribadian dan
identitas nasional suatu bangsa terbentuk dari keseluruhan pengalaman sejarah
suatu bangsa tersebut. Karena setiap bangsa memiliki pengalaman sejarah yang
berbeda-beda, kepribadian suatu bangsa akan berbeda-beda pula. Dengan
mempelajari sejarah akan lebih memperjelas identitas nasional dan kepribadian
suatu bangsa. Berdasarkan sejah kita adalah bangsa yang tidak mudah menyera,
gigih dalam melawan semua bentuk penjajahan. Dengan demikian, tidaklah layak
apabila kita sebagai generasi penerusnya begitu mudah menyerah dalam menghadapi
setiap masalah. Kita adalah bangsa yang besar yang kepribadian kuat dan tidak
mudah menyerah.
e. Sumber Inspirasi
Sejarah berupaya
merekam aktivitas manusia pada masa silam. Pengetahuan dan cita-cita masa
lampau dapat menjadi sumber inspirasi dalam rangka menumbuhkan cita-cita masa
depan. George Macaulay Travelyan berpendapat bahwa di dalam pendidikan dan
usaha menumbuhkan cita-cita masa kini dan hari esok, pengetahuan tentang
cita-cita masa lampau merupakan sumber ilham yang penting.
f. Sarana Kreatif
Sejarah dalam bentuk
kisah seringkali menjadi sumber bacaan yang mengasyikkan karena merupakan
kisah, apalagi kalau penyajiannya menarik dengan gaya bahasa memikat. Seperti
halnya membaca cerpen ataupun novel, teks sejarah dapt menghibur karena dapat
menumbuhkan suasana hati yang menyenangkan.
3. Struktur Teks Cerita Sejarah
Menurut Kosasih
(2014:23-225), struktur merupakan cara sesuatu disusun atau dibangun. Struktur ini ditulis secara
berurutan, mulai dari pembukaan, isi, dan penutup. Begitu juga dengan struktur
teks cerita sejarah. Secara umum, teks cerita sejarah terbagi ke dalam tiga bagian, yakni
pengenalan (orientation), rekaman
peristiwa (events), dan penutup (ending).
Bagan . Struktur Teks Cerita Sejarah
Pertama, pengenalan berupa penyampaian
informasi tentang pengertian ataupun definisi luas peristiwa yang akan
diceritakan. Pada bagian ini disebutkan waktu dan tempat terjadinya peristiwa.
Mungkin pula disebutkan pelaku-pelaku. Apabila sejarah itu tentang perjalanan
hidup seseorang, yang diperkenalkan adalah identitas umum dari tokoh.
Kedua, rekaman
peristiwa berupa rangkaian peristiwa yang biasanya disampaikan dalam urutan
kronologis. Adapun yang dimaksud dengan kronologis adalah pola pengembangan teks
yang berdasarkan urutan waktu. Peristiwa sejarah akan selalu berlangsung sesuai
dengan urutan waktu sehingga peristiwa-peristiwa sejarah tidak terjadi secara
melompat-lompat urutan waktunya; atau bahkan berbalik urutan waktunya
(anakronis). Peristiwa-peristiwa sejarah yang diceritakan dan disusun berdasarkan kejadian tanpa memberi
penjelasan tentang hubungan sebab akibat antara peristiwa tersebut, disebut konflik.
Di dalam urutan peristiwa sejarah, sering
dikenal istilah periodisasi, yakni
pembagian atau pembabakan
peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat panjang menjadi beberapa
zaman. Penyusunan periodisasi dalam teks cerita sejarah bertujuan untuk
mempermudah dalam mempelajari sejarah. Dalam menyusun periode-periode sejarah
tersebut harus disusun secara kronologis. Peristiwa-peristiwa sejarah tersebut
dikelompokkan dan disusun berdasarkan urutan waktu kejadiannya dengan
unsure-unsur di dalamnya terkandung unsure tema (apa), pelaku (siapa), tempat
(di mana), waktu (kapan), proses kejadian (bagaimana),
dan sebab akibat peristiwa (mengapa).
Ketiga, penutup
berisi cerita akhir dari paparan peristiwa yang disampaikan sebelumnya. Bentuk
umumnya berupa akibat (konsekuensi) dari
rangkaian peristiwa sebelumnya. Misalnya berupa kekalahan, kemenangan,
kematian, dan penaklukan. Mungkin pula pada bagian ini berisi kesimpulan,
komentar, atau evaluasi atas peristiwa-peristiwa yang telah diceritakan.
4. Kaidah Kebahasaan Teks Cerita Sejarah
Pada saat kamu membaca teks cerita sejarah, kamu akan
menemukan kaidah kebahasaannya. Dalam Kosasih (2014:225-226) seperti berikut.
1) Menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan masa
lampau.
Contoh :
a) Pada Abad ke-19, Aceh
masih merupakan kerajaan merdeka.
b) Tidak lama setelah itu, Sultan Mahmudsyah memimpin perang dari Luengbata.
c) Pasukan Belanda kemudian dipimpin Jenderal Van
Heutz.
2) Menggunakan kata-kata kerja yang bermakna tindakan
atau perbuatan pelaku (sejarah). Seperti; memerangi, menyaksikan, membuat,
membacakan, merundingkan, dan lain-lain. Kata itu sangat dipengaruhi oleh tema
peristiwanya. Jika peristiwa peperangan yang diceritakannya, maka kata-kata
kerjanya tidak jauh dari tindakan yang menandai peperangan itu. Misalnya,
menembak, menculik, menyerang, dan menghabisi. Ketika peristiwa sejarah yang
diceritakan itu berkenaan dengan kebudayaan, kata-kata yang digunakan adalah
mementaskan, mempertontonkan, menciptakan, mengkreasikan, dan sejenisnya.
3) Menggunakan fungsi keterangan yang menggunakan tempat,
waktu, atau cara.
Contoh :
a) Pada tahun 1873, Belanda mengirim utusan ke
Kutaraja yang menuntut agar Aceh takhluk kepada belanda.
b) Perlawanan Aceh di Mesjid Raya dapat diatasi
belanda, tetapi Kohler tewas tertembak di depan mesjid.
c) Pasukan Belanda mengadakan gerakan besar-besaran di
pedalaman Aceh.
4) Menggunakan konjungsi yang menyatakan urutan
peristiwa, seperti kemudian, lalu, setelah.
Contoh :
a) Setelah terjadi
pertempuran hebat yang menelan banyak korban di kedua belah pihak, istana dapat
dikuasai Belanda.
b) Pasukan Belanda kemudian dipimpin Jenderal Van
Heutz